Prioritas mengalahkan integritas (Catatan KKN 27 Juli Pukul 19:26)

Entah apa yg harus ku katakan utk meyakinkan, jika memang keadaan tak sanggup utk bertahan. | Entah dengan apa aku mengumpulkan, jika memang sebuah pecahan tak dpt lagi disatukan. | Jauh hari aku berencana dan berdiskusi, kiranya janji dpt meneguhkan komitmen diri. | Namun, tetap saja, kita memiliki dunia dan visi tersendiri. | Janji harus takluk oleh regulasi. Prioritas mengalahkan integritas. || Jujur, aku kecewa berat. | Pada keadaan yg seakan tak mengizinkan. | Pada kalian yg seakan hilang ditelan gelombang. | Pada kapal yg sudah berlayar masing-masing ke lautan. | Yah, memang benar, kedekatan emosional yg telah kita bina, memang cukup sampai di sana. | Di linangan air mata perpisahan, di kala sesak dada mengucap selamat tinggal. | Benar-benar sebuah perpisahan. Selamat tinggal.. | Imajinasi kejam tiba-tiba hadir dlm fikiran. | "Kapan kita bersama lg? Nanti kita tetap bersama-bersama kan?" | Fatamorgana itu, kini beriak tak jelas entah nyata atau bukan. | Perkataan semu itu kini terbang ditiup angin lalu. | Perkataan klise yg sarat bualan dan dusta. | Tak seindah lagu-Tak ada dusta di antara kita. || Aku kecewa berat. | Lantas, bukan melalui teriakan keras atau kata menusuk dada. | Biarkan, biarkan aku mengalirkan emosiku lewat sajak dan tulisan. | Pada seseorang yg menjawab tak masuk akal. | Pada seseorang yg bahkan tak menjawab apapun sampai sekarang. | Aku kecewa. || Kecewa, lalu apa? | Kecewa, mau bagaimana? | Sepersekian menit aku teramat kecewa. | Lantas ku cukupkan diriku utk merelakan. | Cukuplah sampai disitu fikiranku keruh. | Cukuplah sampai disana batin dan logika jadi musuh. | Yah, mau bagaimana lagi? | Menyalahkan keadaan? Menyalahkan jadwal? Memusuhi perbedaan? Menghardik kemunafikan? | Ah, terlalu jauh aku berprasangka dan melampiaskan kemarahan. | Sudah jelas, beginilah takdir! | Berencana matang, Tuhan yg memutuskan. | Ingin bersama, Tuhan tak mengizinkan. | Bahkan jelas-jelas berusaha, Tuhan berhak menolak mentah sesukanya. || Yah, mau bagaimana lagi? | Que Sera Sera. Yah, memang begitu adanya. ------------ || Tapi aku merenungkan lagi, bagaimana kiranya perasaan kecewa pak Tris, bu Gin, bu Darsini? | Bagaimana kiranya perasaan mereka-yg akan&telah kita sakiti, dg tak dpt berkunjung sekedar 'sungkem' Halal Bi Halal? | Bagaimana jika mereka amat menunggu kedatangan kita? | Janji mana janji? | Lalu, tiba-tiba rencana tak (blm) dpt dibuat kenyataan. | Aku takut. Kekecewaan orang tua lebih berbahaya. | Memang zaman sekarang, sarana komunikasi dipermudah teknologi. | Tapi komunikasi terbaik adl pertemuan, ada kedekatan personal dan emosional. | Aku sudah tak kecewa. | Bagaimana jika 'Orang Tua' kita kecewa? || Entahlah.. | Mau bagaimana? | Cukup sederhana, kapan?!

Mari Pulang ke Ladang (Catatan KKN 01 Juli Pukul 03:03)

Apa kabar kawan? Bagaimana puasa kalian? | Penuh berkah dg bonus kelulusan, nyambung hidup dg berdagang, rajin ngaji Qur'an&shalat malam, masih berkutat pada masalah percintaan, atau malah persiapan status 'baru' pasca ramadan? | Entah bagaimana arti ramadan bagi kalian. | Bulan introspeksi, memperbaiki diri, lembaran cahaya, peneguhan cinta, momentum spiritual, jalan merayu Tuhan? | Bukan, bukan tausyiah apalagi ceramah yg akan aku utarakan. Karena itu bagian Kyai Gaul yg menerangkan. | Ini tentang besok, mengenai lebaran, yg menghitung hari akan terjadi. | Apa kalian rindu? | Pada ladang yg pernah kita tanam bersama, dimana keringat dan air mata pernah tumpah, dimana canda dan tawa pernah merekah. | Apa kalian tak ingin bersua? | Pada ladang yg telah kita tinggal sebulan? dimana kita tanam benih kebersamaan, kita keruk tanah gagasan, kita bersihkan rumput perbedaan. | Apa kalian tak ingin berjumpa? | Pada pemilik ladang yg kita sewa? Beliau yg tersenyum hangat membimbing kita cara menanam, pengairan, perawatan, teknis&prosedural pertanian. Beliau yg duduk dan bercengkrama bersama di tengah terik panas ladang. Beliau yg menyesalkan jatuh tempo 'sewa' ternyata singkat rasanya. | Dan sekarang, Beliau pasti amat RINDU pada kita. | Apa kalian tak rindu 'petani' sebelah? Yang tiap hari teriak mengingatkan? Beliau yg tak lelah menegur dan menyapa. Beliau yg amat gembira punya 'anak' melimpah. Beliau yg senantiasa menasehati dan melindungi. | Dan sekarang, Beliau pasti amat RINDU pada kita. | Apa kalian tak rindu? Pada anak-anak yg ricuh tiap malam? Pada 'petani' sholeh yg memotivasi kita? Pada 'petani' muda yg telah sangat membantu kita? | Apa kalian tak RINDU KITA BERSAMA? Di ladang itu, kita saling bully, tertawa, bernyanyi, menangis, curhat sana-sini, pulang dan pergi, makan dan mandi. | Ah, aku benar-benar RINDU masa itu, saat kita bersama. | Kapan lagi kita BERSAMA? | Kita memang sudah berjalan sendiri, krn kita memiliki dunia dan visi tersendiri. | Namun, bukankah kita pernah berjanji? | Tetes air mata, rasa sesak di dada dan pelukan perpisahan itu menjadi saksi janji kita. | KITA TELAH-SUDAH-PERNAH BERSAMA DAN AKAN SELALU BERSAMA ! || Mari Pulang ke Ladang. 2 petak ladang besar, yg telah kita tinggal sebulan. | Banyak yg perlu dikunjungi, apa cukup sehari? | Mengapa kita tak tinggal sebentar saja, lepas kerinduan kenapa tergesa-gesa? | Ah, jauh-jauh berpikir kesana, yg penting adalah= KAPAN? | Lebaran Ke-3/4/5/6/7? Ayo mudik ! Mari Pulang ke Ladang, kawan..

H+2 Usai KKN (Catatan KKN 04 Juni Pukul 11:35)

Dalam 3 hari terakhir, beranda fbku disesaki foto-foto kebersamaan serta status" kesedihan. | Ada yg bertema liburan, kegiatan harian, kenangan menyenangkan, bahkan hal" sepele yg amat merindukan. | Betapa tidak, 45 hari tinggal bersama dlm satu atap: dari bangun di pagi hari sampai lelap tidur di malam hari, dari wajah awut-awutan hingga rupa bak bidadari, dari canda-tawa saling bully sampai tangis air mata yg menggetarkan hati, dari lelahnya antri mandi hingga serunya teriak mengangkat tangan ambil undian antri, dari bosannya menu makanan yg monoton-ga ada variasi sampai senangnya menu spesial yg kalian tahu pasti, dari gesekan idealisme dan opini hingga mencair saling memahami dan mengerti. || Semua itu bukanlah sembarang kenangan, jujur saja AKU RINDU KALIAN. | Aku rindu pada saat kita pernah bersama. | Saat nonton dramkor bareng sampai ketiduran, tidur sebantal hampir saja kebablasan, tukang pijat dadakan, konsultan percintaan, sore-sore sepedaan, pelatih badminton penurun berat badan, operator lagu galau andalan, eh jangan lupa penggagas pokeran. | Sengaja memang, kepribadianku tak buat 'minus', krn yg 'plus' jadi peran kalian. | Aku rindu pada saat bangun pagi dimarahi buat sarapan, masih ngantuk diajak ambil makan, main badminton giliran, sepedaan lewati hamparan sawah beda kecamatan, nyanyi bareng suara bagus urusan belakangan, menemani nyuci piring, menunggui 'ke belakang', kalah main poker bedak nempel di muka, mendengarkan curhat bahkan sampai ada tangisan. | Aku enggan menitikkan air mata di depan org, krn air mataku biasa terjatuh di atas sajadah. | Kalaupun km tak lihat linangan air mata kesedihan bahkan saat perpisahan kemarin, sebenarnya aku pun menangis, lebih sakit dan teriris, krn aku menangis dlm diam, sebuah tangisan hati terdalam. | Kerelaan aku melepas kalian, aku berikan lewat senyuman. | Yah, bagaimana lagi aku bisa menolak keadaan, jika waktu saja sdh mengatakan cukup sampai disana perjalanan kita. | Yah, bagaimana lagi aku dpt membantah perpisahan, jika kita memang dicukupkan keadaan utk berkata selamat tinggal. | Kita yg terbiasa bersama, tiba" terpisah berjauhan. | Kita yg terbiasa bersua, tiba" hilang canda-tawa. | Kita yg terbiasa bercerita, tiba" kebersamaan menguap di udara. | Memang tak akan lagi KITA, tapi telah-sudah-dan pernah ada KITA. ¤ Peluk hangat dari Pembimbing utk kalian-Fantastic4: Kordes, Malesi Ah, Penjaga Mushaf, Kyai Gaul, Biduan Sholihah, Ustadzah P***er, Cewek Agresif, Penasihat RaSip, "Kakak Ipar", ***, Sebaik-baik Cewek, Pendekar Kain Mori. | ¤ Salam takdhim teruntuk Pak Tris, Bu Kadarwati, Bu Ginah, Bu Darsini. | ¤ Tak lupa dek Pitri yg ultah kemarin (pake F mas, bkn P :v), dek Hesti yg rmhny jauh banget, dek putri 'anak-angkat'ku, dek hani yg lucu-gemesin, murid" bu guru galak (kukuh, galuh, dll), terakhir teruntuk murid-murid istimewaku: Nanda, Sella, Lisa, Maya, Selvi, Syifa, Tuti, Ayu-murid berbakat dan menyenangkan meski agak mes**.

Tentang Tadi Malam (Catatan KKN 27 Mei pukul 10:54)

Tak ada kata yang sanggup ku ucap, tak ada persembahan bisa ku berikan. | Rasa terimakasih mendalam ku sampaikan, pada kalian yang sudah-telah-sedang hadir mengisi kehidupan, bersama kalian dlm canda dan tawa, bersama kalian dlm cucuran keringat dan air mata. ------------- Tadi malam, setelah rapat persiapan pelepasan. Seperti biasa, aku menggelar sajadah di pojok ruang keluarga, tepat di depan lemari kuno menghadap kiblat, bukan utk shalat melainkan bersiap pergi ke lautan mimpi. | Sebelum terlelap, diatas satu bantal, aku bercengkrama dg ustadzah cantik ketua majlis ta'lim kitab Toret dan forum Rabuk. | Ditemani alunan musik merdu, ditambah hembusan sejuk kipas angin, akhirnya aku pun tertidur. | Entah jam berapa, aku dibangunkan seorang teman, sekedar utk mengantar ke kamar mandi belakang. | FYI, rumah yg aku dan teman-teman tinggali terkenal horror, dari info warga sekitar bahkan tetangga sebelah-bu Ginah, Ya memang begitu. | Dan kebetulan aku adl 'penjaga', siap sedia jika tengah malam ada yg takut ke kamar mandi, krn itulah aku tidur di ruang keluarga sejak awal-walaupun sebenarnya ada alasan lain sih knp enggan tidur di kamar. | Tak ada fikiran aneh, hanya saja sedikit menggangu pelayaran samudra mimpi. | Aku, mengantar ke kamar mandi agakny sudah jadi kebiasaan dan sekalian mengawasi 'pergerakan'. | Tapi anehnya, org yg aku antar itu terbilang pemberani dan sama" memiliki 'sensitivitas' lebih. | Dengan bersandar meja dapur dan kepala ditutup kain, aku dg masih terkantuk menunggu dlm diam, sesekali mengawasi dan bergumam sendiri. | Entahlah, tiba" lampu mati, anehnya kecuali lampu kamar mandi. | Dalam gelap, aku masih diam di tempat yg sama, aku coba tenang dan tetap mengawasi takut ada yg 'liar dan menyerang'. | Lalu, kami-aku dan teman tadi, kembali ke ruang keluarga, dan ternyata Byuurrr. . . . || Ucapan dan nyanyian selamat ulang tahun bersamaan lemparan bedak mengguyur badan, cipratan air membasahi sarung dan baju, seberkas cahaya flash kamera menghujani wajah yang sdh tak rupa, dan kue ulang tahun tertempel lilin '22' menyinari kegelapan serta haru-biru perayaan malam spesial itu. | Sejenak aku lupa, tentang hari apa gerangan? Ternyata malah hari kelahiranku. | Kejutan istimewa dari sahabat-sahabat amat mengejutkan, aku tercekat tak mampu berbicara, aku terharu dg kejutan kalian, dan entah mengapa aku malah sedih saat itu, | ada setumpuk kenangan selama 22 tahun, ada segunung dosa dan kesalahan selama 22 tahun, ternyata aku telah hidup 22 tahun, aku telah mendewasa. | Aku tak menyangka, seakan baru kemarin aku 21, dan menulis: ¤ Time goes by Leave every single day Although you cry It will pass you no matter why ¤ | Ternyata, aku telah mendewasa. Semoga bertambahnya usia, bertambah pula taqwa. || ¤ Big thank to FANTASTIC 4. | Thank for the time we've been through together to be better or bitter. Thank for the laugh, tears, pain, and love you-all gave to me. | Lets ‪#‎ PrayForFriend‬together for our goodness and future. | May Allah bless us and guide us to the bright future in here and hereafter. Amin.

Disintegrasi Organisasi (Catatan KKN 2 Mei Pukul 08:17)

Kawan, boleh saya mengkritisi? | Kawan, boleh saya mengevaluasi? || Keluarga kita memang tak separah mereka. Konflik internal memusingkan dan 'paksaan' eksternal buat derai tangisan. | Apalagi ditambah lingkungan, mereka jauh di pelosok pedesaan, jauh dari peradaban. | Coba tengok mereka sebentar, listrik susah, transportasi minta ampun, sarana-prasarana jangan tanya. | Tempat tinggal? | Ah, dengar saja langsung dari mereka, pastinya, 2 minggu, berlembar uraian dpt mereka paparkan. | Keluh kesah mereka jauh lebih banyak dari kita. || Meski konflik kita tak separah mereka-tak dpt dikatakan 'konflik' juga, tapi 3 hari terakhir, keluarga kita berada di situasi genting. | Ketidakjelasan agenda, koordinasi hancur, ketegasan menguap di udara, berjalan sendiri" daripada interaksi sosial tumbang. | Kita berada diambang pintu 'disintegrasi organisasi' ! | Biarkan saja, jika kita benar-benar ingin hancur !! | Aku memang tak pandai berujar tegas secara langsung. | Tapi biarkan aku membagi keluh-kesahku. Tentu dg analisis panjang dan banyak pertimbangan. || Yang terhormat, Pak Jamil, selaku KorDes, kepala keluarga posko 4. Headshot for you!. STOP BEING CHILDHISH !! | Berhenti kekanak-kanakan pak. | Aku sama sekali tak mempersoalkan intrik dan drama hubungan yg kau rencanakan. | Aku jg tak mempermasalahkan entah siapa dan bagaimana kau coba dapatkan. | Yang jadi masalah, persoalan PRIBADIMU berimbas telak ke POSKO. | Tak ambil pusing amat beda dg kurang/tak koordinasi. | Berwibawa tanpa banyak bicara amat beda dg diam tak jelas terencana. | Aku tak melupakan. Km punya dunia sendiri, km punya masalah pribadi, bahkan boleh jadi sekarang km menyimpan segudang problema diri. | Tapi, tolong pak, jadi profesional. | Kami menyerahkan amanah krn kami percaya km bisa mengembannya. Km tak berjalan sendiri, kami sudah siap-berada di sampingmu. | Km tinggal bilang maju, kami maju. | Km bilang berhenti, kami berhenti. Tentu dg cara koordinasi dan toleransi. | Jika kita sepakat bernaung atas nama Fantastic 4. Kami tak mengharapkan km jadi Dr.Reed Richard, sang jenius, ilmuwan, pemegang kekuatan elastis. | Kami hanya berharap km jadi pemimpin yang baik, humanis dan humoris. | OPEN (transparan), terbukalah pada kami, ada masalah bagikan ke kami, meski kami tak dapat beri solusi, setidaknya kami dengar keluhanmu tak hanya diam memendam sendiri. | OPEN (mengayomi), jadilah figur ketua mengayomi, bimbing kami. | Jika km saja berkutat pada masalah pribadi. | Bagaimana nasib kami? | Bagaimana kelanjutan posko 4? | Program kerja sudah hampir jatuh tempo. | Agenda harian padat temporal, perlu ditegaskan ulang. || Yang terhormat, Pak Jamil, selaku KorDes, kepala keluarga posko 4. | Jadilah pemimpin yang pandai mengolah emosi antara urusan pribadi dan kelompok. | Aku tak memaksakan tipe kepribadian yg kau sandang-introvert, untuk berubah. Aku jg bertipe sama, tapi disaat tertentu saja, aku butuh benar-benar sendiri. | Km butuh teman, kami siap jadi pendengar baik. | Km butuh saran, gunakan analisa dan sudut pandang kami. | Dan terakhir, secara personal, jika km butuh tips" seputar asmara, mari ngobrol santai. Berlembar teori ilmiah, praktik sederhana dan kompleks serta pengalaman rasa-rasanya perlu aku bagikan jika berkenan. || ¤ Fantastic 4 bukan sekedar nama. Itulah jiwa kita. Bagaimana jadinya bila kita tidak ditakdirkan bersama? Takkan ada kata 'kita' ¤

Sepekan kita bersama (Catatan KKN 27 April Pukul 12:17)

Jika keluarga adl tempat peraduan-tempat dimana kebersamaan bergerak konstan, canda-tawa bergema menggetarkan dan keakraban bersemayam di sudut" ruangan. | Maka kita, KKN Posko 4, adl sebuah keluarga. | Keluarga yg tak perlu ikatan pernikahan, keluarga yg tak butuh status dari dinas kependudukan, keluarga yg tak banyak alasan untuk hidup bersama. || Sepekan kita bersama, bagaimana kabar kalian kawan? | Dari pelepasan yg menyesakkan, pendataan penuh intrik dan drama, kekecewaan mendalam sampai basah kuyub hujan-hujanan. | Bagaimana uang saku kalian? | Masih tersimpan lembaran-lembaran foto sang proklamator? | Makan saja terjamin 3x sehari-malah berlebih, walau memang sering tak cocok selera dan keinginan. | Bagaimana dg 'refreshing' kalian? | Ada yg tak betah di rumah pengen jalan", tidur&telfonan berjam-jam, wisata kuliner menyebrang kecamatan, safari sub-posko ke posko teman, menambah khazanah keilmuan sineas perfilman bahkan ada yg sibuk bimbingan seputar analisa komprehensif drama negeri ginseng. | Lalu, bagaimana kawan, sudah mandi? | Ah, sepertinya pertanyaan 'krusial' terakhir tak perlu dijawab. | Rutinitas sakral yg amat riskan. || Sepekan kita bersama, kita telah melebur jadi keluarga, satu kebersamaan dlm canda tawa, satu keakraban dlm senyum dan derita. | Semua dikerjakan bersama-dari sholat, makan, tertawa, bahkan tidur bersama. | Memang benar adanya, kita, berawal dari kecanggungan, berproses jadi kenyamanan. | Kita adl keluarga, dipertemukan oleh takdir Tuhan. | Dengan kepala keluarga, Pak Jamil, sang pemimpin penyuka rokok dan kopi, kerja cermat, singkat dan teliti, tak ambil pusing permasalahan digeneralisasi,walau kadang 'culture-shock'bahasa dan intonasi terdengar asing serta terkesan emosi. | Bagaimana dg ibu rumah tangga? | Aku tak tahu pasti krn semua membantu kerja tiap divisi. | Apakah ibu rumah tangga adl sekretaris? | Notulen kegiatan dan penasehat utama. | Atau bendahara? | Ekonom ulung dan ahli perencanaan. | Entahlah aku tak tahu pasti.. ¤ Kita adalah keluarga. Boleh jadi nanti benar-benar ada yg jadi sebuah keluarga¤ ‪#‎ Fantastic4_Yess

Pertemuan yang ditakdirkan (Catatan KKN 23 April Pukul 06:01)

Entah aku memulainya dari mana dan mengakhirinya dimana. Baru saja kita melangkah, kenapa harus memikirkan perpisahan? || Siang itu, ditengah hiruk-pikuk ramainya audit 2, untuk pertama kali, disitulah kami bertemu. | Kami saling pandang, menebar senyum singkat, coba mengartikan gerak tubuh&pikiran org" yg sebentar lg akan bersama serta hidup dlm satu atap rumah selama 1,5 bulan. | "Siapa dia?" Adl pertanyaan pertama menyeruak dalam otak. Ada yg gemuk, kurus, tinggi, pendek, cantik, ganteng, itu yang terlihat. Lebih jauh, sikap dan watak masing-masing hanyalah terkaan sementara. | Walaupun ada yg familiar, banyak pula yg sama sekali tak kenal. Kita terkumpul 13 orang, tak hadir satu. 3 kaum Adam, selebihnya kaum Hawa-meski ada miskomunikasi error data, bukan Mas Tri Yanuar tapi Mbk Maya. | Hanya perkenalan singkat dan pemutusan jajaran penting posko jadi agenda siang itu. | Canggung memang, penunjukan ketua, sekretaris dan bendahara pun sebatas insting dan kepercayaan. | Lalu, terbentuklah susunan organisasi utama posko 4. KorDes: Pak Jamil, SekDes: Mbk Riza, BenDes: Mbk Maya. | Beberapa menit kemudian, kita pulang ke kos, rumah, pondok masing-masing dg segunung tanya&penasaran. | "Bagaimana nanti?" | "Bagaimana mengakrabkan diri?" | "Bagaimana berinteraksi dg teman/masyarakat?" | Pastinya, ada kekhawatiran jika saja nanti ada 'clash' pemikiran, beda visi-misi, atau boleh jadi enggan disuruh ini-itu. | Itulah, kira" yg membumbung dlm imajinasi pikiran. Hanya gambar buram yg kita lihat saat itu-lewat pengalaman senior atau sekedar perkiraan, mengenai teknis, prosedural dan tujuan kita buta tak tahu arah kemana. | Meski siang itu, kita hanya-baru pertama kali bertemu. Namun sebenarnya pertemuan itu bkn hal biasa saja. | Pertemuan kita siang itu adl pertemuan yg ditakdirkan. | Melalui serangkaian sistem akurat takdir Tuhan lewat komputerisasi random data LP2M, terpilih kita ber-14, posko 4, desa Jatimulya, kec Wedarijaksa. | Satu keluarga yg kelak akan menempa pengalaman, mendewasakan diri, mengukir masa depan. | Dengan tawa, canda, gurau, derita dan tangis bersama. Dengan makan, mandi, cuci, tidur bersama. | Kita akan jadi keluarga utuh, tinggal di bawah satu atap rumah. || Ya, siang itu, 4 hari kemudian, terbukti, kita telah melebur jadi satu keluarga. | Makan siang bersama disambut gelak tawa. Mandi bersama dlm antrian panjang. Tidur bersama sekamar. | Sedikit demi sedikit sekat canggung berubah jadi kenyamanan. 'Wujud asli' personal mulai tampak ke permukaan. | Tinggal tunggu saja, sebuah kisah asmara mekar di sudut-sudut ruangan. || Siang itu, kita bertemu. Hari ini, kita bersatu. Kelak, kita merindu. | Mari hiasi kebersamaan kita dg cinta dan gelak tawa. ‪#‎ Fantastic4_Yess ‬

- Copyright © The Pieces of My Life - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -